Sebagai bentuk pengenalan Muhammadiyah kepada para kadernya, IMM UY mengadakan napak tilas ke tempat bersejarah Muhammadiyah. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis 06 Oktober 2016, dan berlangsung di Langgar Kidul, Kauman, Yogyakarta. Bukan hanya sekedar melihat bukti lahiriah historisitas Muhammadiyah, tetapi kita juga menjelaskan bagaimana perjuangan Muhammadiyah pada awal mulanya. Menjelaskan seberapa berat perjuangan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan dan murid-muridnya menghadapi berbagai masalah yang silih berganti datang. Kegiatan ini dipandu oleh Immawan Fajar Shadiq.
Selain mengunjungi bukti sejarah perjuangan Muhammadiyah yang juga disertai penjelasan didalamnya, kita juga melakukan diskusi rutin PK IMM UY tentang ke-Muhammadiyah-an yang diampu oleh Immawan Syahrul Mubarak, yang bertempat di Masjid Gedhe. Diskusi rutin ini menitikberatkan kepada pembahasan tentang bagaimana kita sebagai kader ikatan memahami dua pesan dari KH. Ahmad Dahlan. Dua pesan tersebut yakni, “aku titipkan Muhammadiyah kepadamu”. Serta ’”hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari Hidup di Muhammadiyah.” Dilihat dari segi tekstualitas pesan tersebut, menunjukkan adanya penegasan dari KH. Ahmad Dahlan, bahwa dalam ber-Muhammadiyah tidak boleh ada niatan untuk mencari uang, jabatan, atau mencari penghidupan.
Diskusi tentang dua pesan tersebut menurut kami sangat relevan dengan kondisi real Muhammadiyah saat ini, dimana sudah banyaknya anggota/kader Muhammadiyah yang "melenceng" dari tujuan Muhammadiyah. Penekanan ini kita tanamkan lebih dahulu kepada ruang lingkup kecil Pimpinan Komisariat sebelum merangkah ke ruang lingkup yang lebih besar. Harapan kami, Muhammadiyah saat ini dan masa depan -baik di tingkat pusat sampai ranting, serta ortom-ortomnya- bisa mengamalkan apa yang telah diamanatkan oleh pendirnya.
Selain mengunjungi bukti sejarah perjuangan Muhammadiyah yang juga disertai penjelasan didalamnya, kita juga melakukan diskusi rutin PK IMM UY tentang ke-Muhammadiyah-an yang diampu oleh Immawan Syahrul Mubarak, yang bertempat di Masjid Gedhe. Diskusi rutin ini menitikberatkan kepada pembahasan tentang bagaimana kita sebagai kader ikatan memahami dua pesan dari KH. Ahmad Dahlan. Dua pesan tersebut yakni, “aku titipkan Muhammadiyah kepadamu”. Serta ’”hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari Hidup di Muhammadiyah.” Dilihat dari segi tekstualitas pesan tersebut, menunjukkan adanya penegasan dari KH. Ahmad Dahlan, bahwa dalam ber-Muhammadiyah tidak boleh ada niatan untuk mencari uang, jabatan, atau mencari penghidupan.
Diskusi tentang dua pesan tersebut menurut kami sangat relevan dengan kondisi real Muhammadiyah saat ini, dimana sudah banyaknya anggota/kader Muhammadiyah yang "melenceng" dari tujuan Muhammadiyah. Penekanan ini kita tanamkan lebih dahulu kepada ruang lingkup kecil Pimpinan Komisariat sebelum merangkah ke ruang lingkup yang lebih besar. Harapan kami, Muhammadiyah saat ini dan masa depan -baik di tingkat pusat sampai ranting, serta ortom-ortomnya- bisa mengamalkan apa yang telah diamanatkan oleh pendirnya.
satu lagi yg merupakan landasan ideologis muhammadiyah dalam gerakannya yaitu surat al-Maun 1-7 yg berisikan bagaimana kita memanusiakan manusia serta rasa kepedulian kita terhadap kaum yg harus mendapat perhatian khusus yaitu anak yatim dan fakir yang memiliki korelasi dengan tri kompetensi IMM yaitu humanitas, dan mengingatkan kita bahwa ibadah saja tidak cukup akan tetapi juga harus memiliki kepedulian sosial
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNice, setuju.
BalasHapusLain kali akan kita perdalam ttg pmbahasan trsebut.