Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Permintaan Maaf

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Postingan ini mungkin tidak penting, boleh dibaca, tidak pun tak mengapa. Hanya sekedar selingan, sebagai bahan refleksi kita bersama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Socrates, “hidup yang tidak direfleksikan, tidak layak untuk dijalani.” Sedangkan untuk tulisan yang dijadwalkan terbit pekan ini, ditunggu saja. Sebelumnya, kami dari PK IMM UY (Ushuluddin Yogyakarta) meminta maaf kepada segenap pembaca, pengunjung, atau mungkin peminat oret-oretan yang kami publikasikan di blog kami selama ini. Mungkin diantara kalian ada yang bertanya, kenapa harus minta maaf? , maka kami jawab, kami meminta maaf karena beberapa alasan, yang mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai hal yang sepele. Pertama, selama dijalankannya gerakan satu pekan satu artikel (sebenarnya tidak semuanya berupa artikel, jadi kami pakai istilah “tulisan” saja, supaya lebih umum) oleh PK IMM UY ini, kami sadar bahwa tulisan yang kami publikasikan masih terdapat banyak kekurangan. Ba

Khutbah Jum'at: Momentum Menyampaikan Ajaran Agama

Pada hari jum’at, setiap muslim mempunyai ibadah yang berbeda dari hari-hari lainnya. Jum’at siang, kaum muslimin khususnya berkewajiban untuk melaksanakan sholat jum’at sebagai pengganti dari sholat dhuhur. Meski sholat jum’at pada prakteknya sama seperti sholat biasa (dalam artian tidak ada tambahan lain), tapi sebelum melaksanakan sholat jum’at terdapat dua khutbah dari khatib yang dilakukan dengan tatacara yang telah ditentukan Nabi. Kewajiban melaksanakan shalat jum’at secara berjamaah ini menjadikan jum’at siang bisa dikatakan sebagai waktu dimana jama’ah (di masjid) memiliki kuantitas terbanyak dibandingkan jama’ah pada shalat maghrib, isya’ atau yang lainnya. Dari situ, Khutbah jum’at seharusnya menjadi momen yang tepat bagi khatib untuk menyampaikan ajaran islam didepan ummat Islam. Khutbah jum’at menjadi momentum baik bagi khatib sebagai penyampai ajaran dan mustami’in (orang yang mendengarkan) untuk menerima siraman rohani, apalagi bagi orang yang telah banyak disibukkan de

Analisis Kritis terhadap Kinerja IMM Masa Kini

Hari ini, tepatnya tanggal 18 September 2016, PK IMM Ushuluddin UIN Suka mendapat tamparan keras dari Bapak Ganjar Sri Husodo yang tadi pagi mengisi Studium General pada acara Silaturrahim Komisariat (silatkom) UIN Suka Yogyakarta. Kegiatan yang dilaksanakan di goeboeg bambu, timoho, Yogyakarta ini sekurang-kurangnya dihadiri oleh 30 orang yang terdiri dari Pimpinan Cabang Sleman serta perwakilan dari Pimpinan Komisariat se-UIN Suka Yogyakarta dan tentu saja pihak korkom sendiri sebagai pelaksana. Pada sambutannya, beliau mengkritisi arah gerak IMM saat ini yang dianggap melenceng dari tujuan aslinya. Banyak kegiatan-kegiatan serta pemikiran yang sebelumnya kami (PK IMM Ushuluddin) anggap sebagai cara terbaik untuk mengembangkan IMM, ternyata masih belum menunjukkan wujud asli sebuah organisasi kemahasiswaan yang sebenarnya. Aspek terpenting yang menjadi fokus pembicaraan beliau adalah tentang masih minimnya minat membaca di kalangan mahasiswa, terutama bagi mereka yang menjadi bagia

Reaktualisasi IMM sebagai Gerakan Kemahasiswaan, Sosial yang bersifat Religius

Sebagai sebuah organisasi keagamaan, Muhammadiyah mempunyai ciri khas gerakan yang harus dipertahankan, sebagai landasan untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuannya, yakni terwujudnya tatanan masyarakat Islam yang sebaik-baiknya. Realitanya, sebuah organisasi tidak mungkin bisa mencapai suatu tujuan yang diinginkan hanya dengan sekumpulan orang yang sama dan diwaktu yang sama pula. Perlu adanya kader atau penerus yang siap untuk menjalankan kepemimpinan sekaligus memberi wawasan serta pemikiran-pemikiran baru untuk mewujudkan cita-cita dan mempertahankan keutuhan organisasi, sehingga bisa bertahan melewati berbagai masalah yang dihadapi. Berangkat dari kesadaran tentang pentingnya arti kader bagi persyarikatan, Muhammadiyah membentuk badan atau yang biasa dikenal dengan organisasi otonom (ortom) yang bergerak dalam berbagai macam bidang, baik dalam bidang Keagamaan, Pendidikan, Sosial, Perkaderan, maupun bidang-bidang lain yang dibuat sebagai wadah Persyarikatan untuk mengembangkan dan