Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

IMM Ushuluddin UIN Adakan Bakti Sosial Idul Adha

Gerakan filantropi tak boleh berhenti di tanah ibu pertiwi. Masih banyak energi dan solusi yang harus dibagi untuk membenahi Indonesia, hingga ke pelosok negeri. Tak harus menjadi pejabat publik atau tokoh masyarakat, berbagi dan iuran solusi bisa diwujudkan dengan aksi turun tangan bersama. Sekedar mengutuk situasi tak akan merubah apa-apa. Dalam rangka moment idul adha 1436 H, misalnya, tidak perlu mengutuk atau menyesali adanya daerah-daerah terpencil di Gunung Kidul yang tidak menerima jatah hewan qurban, walaupun hanya satu ekor kambing. Sementara di sudut-sudut kota, justru terdapat banyak hewan qurban yang turah atau berlebih. Disinilah urgensi dibutuhkan orang-orang yang mau berbagi, menjadi relawan, menawarkan diri sebagai penyalur dan perantara antara pihak yang ingin menyumbang dengan warga yang sangat membutuhkan sumbangan. Hal ini menjadi latar belakang kegiatan Bakti Sosial IMM Ushuluddin yang bertempat di desa Bulaksalak, Wukirsari, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ruti

Harmoni dalam Kemajemukan

Judul                : Fikih Kebinekaan (Pandangan Islam Indonesia Tentang Umat, Kewargaan dan Kepemimpinan non-Muslim Penulis              : Azyumardi Azra, dkk Editor               : Wawan Gunawan Abdul Wahid, Muhammad Adullah Darraz, dan Ahmad Fuad Fanani Penerbit            : Kerjasama Mizan dan Maarif Institute Tahun Terbit     : Cetakan Pertama,   Agustus 2015 Tebal                : 360 halaman ISBN                : 978-979-433-896-4 Peresensi          : Muhammad Ridha Basri* Indonesia adalah negara yang bineka. Majemuk dalam agama, budaya, bahasa, suku, hingga sumber daya, flora dan fauna. Lestarinya keberagaman komponen bangsa ini salah satunya disebabkan oleh sikap kepercayaan diri yang teguh serta lantang dalam menunjukkan identitas kebinekaan yang bermoral. Yudi Latif --pengamat isu-isu kebangsaan-- menunjukkan keabsahan betapa segenap manusia yang dilahirkan di bumi Indonesia patut berbangga. Dalam tulisannya, Yudi Latif mengutip pernyataan sekelo

Khasais al-Muhammadiyah (Karakteristik Muhammadiyah)

Pertama , berpegang teguh pada al-Quran dan al-Sunnah. Berbeda dengan ormas lainnya, spirit al-ruju ila al-quran wa al-sunnah ini mensyaratkan bahwa Muhammadiyah kembali kepada Al-Quran tidak secara literal (sebagaimana penjelasan di poin selanjutnya). Persyaratan ini memberikan konsekuensi bahwa Muhammadiyah bersikap tidak terikat dengan mazhab, aliran, theologi, dan sekte manapun. Ketidakterikatan ini meliputi aspek aqidah (theologi), fikih, dan tasawwuf (thariqah), baik wilayah eksoterik maupun esoterik. Ketidakterikatan ini tidak bermakna bahwa Muhammadiyah menolak kehadiran mazhab, aliran, theologi, tasawwuf, atau sekte tertentu, namun kesemua ini hanyanya wujud dari sikap independensi. Artinya dalam setiap kebijakan, fatawa, pandangan ideologi, sikap hidup, dan keputusan di Muhammadiyah tetap mengindahkan dan mempertimbangkan berbagai macam ajaran dari berbagai sumber mazhab, sekte, dll. Lalu, hasil pembacaan berkelanjutan, analisis mendalam dengan multi pendekatan, dan ij

PROPOSAL BAKTI SOSIAL IDUL ADHA 1436 H IMM USHULUDDIN

A.            DASAR PEMIKIRAN Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah sekaligus sebagai bagian dari generasi muda Indonesia yang mengemban ide dan cita-cita Muhammadiyah . S ejak awal telah menggariskan dirinya sebagai organisasi kader yang berbasiskan mahasiswa. Sebagai bagian dari Angkatan Muda Muhammadiyah tentunya IMM mengemban salah satu spirit Muhammadiyah sebagai gerakan social , filantropi, dan kemanusiaan . K egiatan Bakti Sosial merupakan salah satu bentuk kerja nyata untuk mengatasi persoalan bangsa, bermula dari grass root . Selain membawa manfaat pada yang menjadi subjek, setiap ibadah sosial juga berdampak positif pada pribadi objek penyelenggara. Nabi Muhammad berkali-kali mengingatkan, semisal hadis “Barangsiapa melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan d