Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Tajdid: Integrasi antara Purifikasi dan Dinamisasi

Oleh: Hendriyan Rayhan Ruang demokrasi telah mengilhami keleluasaan berbagai ekspresi kehidupan serta pola pikir masyarakat Indonesia. Dalam kaitannya dengan gerakan keagamaan (Islam), hal ini juga berdampak semakin suburnya berbagai corak pemikiran keagamaan serta gerakannya. Hal inilah yang kemudian melahirkan pola keagamaan yang serba ekstrem, baik ekstrim kanan yang serba kaku maupun ekstrim kiri yang serba leluasa. Muhammadiyah tentu bukan termasuk yang kiri dan bukan yang kanan, juga tidak berarti yang bukan-bukan. Dalam perjalanan Muhammadiyah, memang ditemui kalangan yang salah paham terhadap gerakan ini. Jargon kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah (al-ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah) terkadang melahirkan interpretasi bahwa Muhammadiyah termasuk dalam gerakan ekstrim kanan. Sebaliknya ide pembaruan serta modernisasi juga sering dianggap bahwa Muhammadiyah berpaham ekstrim kiri. Selain itu ada pula yang merasa aneh terhadap ide purifikasi dan dinamisasi yang diusung Muhammadi

Fenomena Dibalik Kedatangan Raja Salman

Kedatangan Raja Salman ke Indonesia pada Rabu, 01 Maret 2017 sejenak menguras perhatian masyarakat Indonesia. Berbagai macam media informasi, seperti televisi, radio, koran serta media sosial tidak ingin ketinggalan untuk memberikan informasi terbaru mengenai kondisi atau kegiatan ter-update dari sang Raja. Selain menyajikan informasi mengenai kondisi atau kegiatan ter-update dari sang Raja, media-media tersebut, dan juga masyarakat luas, saling melempar tanya tentang motif dibalik kedatangan Raja Salman ke Indonesia. Jika kita menengok fakta sejarah kunjungan ‘penjaga dua tanah haram ini’ ke Indonesia, bisa kita ketahui bahwa kejadian tersebut terakhir kali terjadi 47 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1970. Beragam spekulasi pun dikemukakan untuk mengetahui tujuan pasti kedatangan sang Raja. Salah satunya adalah munculnya opini tentang pertarungan investasi antara Arab Saudi –yang dikatakan sebagai ‘teman’ Amerika Serikat- melawan China –yang dianggap sedang menguasai perekonomi