Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Pendaftaran Peserta Muktamar XVI IMM*

Immawan dan Immawati, muktamar XVI IMM sudah di depan mata, ayo segera siapkan diri !! Formulir ini dikhususkan bagi Immawan dan Immawati yang akan menjadi peserta dalam Muktamar XVI di Surakarta nanti.  Jawaban dari Immawan dan Immawati akan menjadi panduan bagi panitia dalam penyelenggaraan Muktamar di XVI di Surakarta.  Fastabiqul Khairat !! * Wajib

Beragama dalam Perspektif Kaum Terdidik*

“Latushalliyanna ahad al-ashra illa fi bani quraizah!” [1] begitu pesan sang Nabi kepada sekelompok pasukan yang diutus ke Bani Quraizah. Maka berangkatlah mereka ke tempat tujuan. Sampai di tengah perjalanan, tibalah waktu shalat ashar. Tanpa bermaksud untuk menunda-nunda waktu shalat apalagi alasan malas, mereka masih tetap berjalan sesuai dengan sabda sang Nabi untuk tidak shalat kecuali ketika sudah sampai di perkampungan Bani Quraizah. Namun, sebagian shahabat memilih untuk shalat di pinggir jalan ketika itu, khawatir matahari akan segera tenggelam. Selain jarak waktu shalat ashar ke shalat magrib sangat singkat, juga karena jarak ke perkampungan Bani Quraizah masih sangat jauh.Sementara shahabat lainnya tetap kukuh dengan perkataan sang Nabi untuk shalat sesampai di tempat yang dituju. Sampai disana ternyata waktu magrib telah tiba, lalu mereka tetap melaksanakan kewajiban shalat ashar, baru shalat magrib. Setelah misi mereka di perkampungan Bani Quraizah selesai

DIALEKTIKA MANUSIA MODERN DAN TRADISI ISLAM (Meninjau Tajdid KH. Ahmad Dahlan dan Seyyed Hossein Nasr)

Oleh : Reni Puspita Dewi [1] Peradaban barat modern merupakan per a daban yang secara materi telah berhasil membawa umat manusia ketingkat kemajuan dan keberhasilan secara materi. Peradaban modern telah berhasil membuktikan eksistensi manusia sebagai makhluk lebih unggul ketimbang makhluk manapun di bumi ini. Namun, berbagai kemajuan tersebut yang dicapai ternyata tidak cukup untuk lebih memposisikan manusia sebagai manusia. Manusia malahan seperti kehilangan identitas kemanusiaanya dan kini nilai manusia sudah dalam posisi yang sudah sangat “menyedihkan” karena kini manusia bisa diatur oleh seperangkat peralatan mekanik yang diciptakannya sendiri. Peradaban modern juga semakin menggelapkan hati manusia dan semakin menempatkan posisi manusia dalam kemajuan yang semu belaka. Apa yang telah menjadi keberhasilan manusia modern tidak lantas kemudian semakin mendekatkan manusia pada Tuhan yang secara hakikat ada dibelakang segala keberhasilan umat manusia, kemajuan peradaban modern ju

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (www.imm.or.id)

MELACAK JEJAK SEJARAH KELAHIRAN IMM tidak lepas kaitannya dengan sejarah perjalanan Muhammadiyah,    dan juga bisa   dianggap sejalan dengan faktor kelahiran Muhammadiyah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa setiap hal yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perwujudan dari keinginan Muhammadiyah untuk   memenuhi cita-cita sesuai dengan kehendak Muhammadiyah dilahirkan.   Di samping itu, kelahiran IMM juga merupakan respond atas persoalan-persoalan keummatan dalam sejarah bangsa ini pada awal kelahiran IMM, sehingga kehadiran IMM sebenarnya merupakan sebuah keharusan sejarah. Faktor-faktor problematis dalam persoalan keummatan itu antara lainialah sebagai berikut (Farid Fathoni, 1990: 102): 1. Situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil, pemerintahan yang otoriter dan serba tunggal,    serta adanya ancaman komunisme di Indonesia. 2. Terpecah-belahnya umat Islam datam bentuk   saling curiga dan fitnah, serta kehidupan politikummat Islam yang semakin buruk. 3.Terbingkai-b

Tuhan Selalu Menyayangi Kita

Oleh : Muhammad Ridha Basri* Mengapa Tuhan menimpakan begitu banyak bencana kepada kami? Apakah Tuhan sudah tidak lagi merahmati kami? Apakah Tuhan sudah marah kepada kami? Ah. Beragam pertanyaan mungkin akan terbersit begitu saja di benak sebagian orang yang tertimpa musibah. Tapi pertanyaan di saat panik itu tidak akan bertahan lama. Akal yang sehat akan segera menyadari jawaban dari semua pertanyaan tersebut. Saudaraku, Tuhan justru sayang kepada kita dengan menimpakan sedikit bencana. Diceritakan ada beberapa pekerja terlibat dalam sebuah proyek pengerjaan bangunan gedung pencakar langit. Suatu siang, mereka bekerja seperti biasanya. Sebagian ada yang bertugas di lantai dasar, mengaduk semen dan menyiapkan material bangunan. Sebagian lainnya bertugas di lantai atas, mengecor dan meninggikan dinding bangunan. Tiba-tiba salah seorang pekerja di lantai atas membutuhkan bantuan, berkali-kali ia berteriak memanggil temannya di bawah. Namun di tengah suara bising dari mesin penga