Pemuda..
Kaukah itu?
Serpihan tanah kering yang menghitam
Ribuan pemeo yang tak henti-hentinya kau hujamkan
Negaramu nan indah ini, Perlahan kau buat menangis
Ide demonstrasi dari ruang kecil di tempat tinggalmu sampai kepada megahnya istana pejabat
Kau lepas pakaianmu
Kau tunjukkan aibmu
Di tengah teriknya kota
Kau bakar segala yang bisa kau bakar..
Segalanya menjadi hitam melalui penglihatanmu
Lupakah engkau tragedi 88 tahun yang lalu?
Geliat darah persatuan oleh kakak-kakakmu
Dasar pijakan mutlak itu kini bahkan tidak lagi kau anggap ada
Keringnya tanah masa lampau, sucinya ruh putih itu
Ia penuh duka menggemakan persatuan
Meronta-ronta demi bulatnya lingkaran persatuan
Sekalipun harus berdosa
Tapi kini,
Serpihan tanah kering itu telah menghitam, legam
Kaukah itu?
Serpihan tanah kering yang menghitam
Ribuan pemeo yang tak henti-hentinya kau hujamkan
Negaramu nan indah ini, Perlahan kau buat menangis
Ide demonstrasi dari ruang kecil di tempat tinggalmu sampai kepada megahnya istana pejabat
Kau lepas pakaianmu
Kau tunjukkan aibmu
Di tengah teriknya kota
Kau bakar segala yang bisa kau bakar..
Segalanya menjadi hitam melalui penglihatanmu
Lupakah engkau tragedi 88 tahun yang lalu?
Geliat darah persatuan oleh kakak-kakakmu
Dasar pijakan mutlak itu kini bahkan tidak lagi kau anggap ada
Keringnya tanah masa lampau, sucinya ruh putih itu
Ia penuh duka menggemakan persatuan
Meronta-ronta demi bulatnya lingkaran persatuan
Sekalipun harus berdosa
Tapi kini,
Serpihan tanah kering itu telah menghitam, legam
Komentar
Posting Komentar