Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Tragedi kemanusiaan: Holocaust

Holocaust adalah satu tragedi besar yang turut memiliki andil dalam memperluas kajian sejarah peradaban manusia, yang terjadi pada tahun 1933-1945. Genosida sistematis yang dilancarkan oleh partai Nazi terhadap berbagai ras, etnis, dan bangsa sebagai akibat dari tawaran teori geo-politik oleh Karl Haushover (yahudi) dan klaim kekuatan “maha” yang digagas oleh ras Arya, Jerman. Sejarah selalu memiliki kesimpulan antara diterima atau tidak diterima, sebuah kenyataan atau justru dongeng karangan sekelompok orang demi kepentingan tertentu, ia bernilai tepat atau sebaliknya. Sebagai akibat dari berbagai kesimpulan sejarah yang ada, muncul pula satu pemeo “sejarah selalu ditulis oleh mereka yang menang” . Kekuatan apa yang unggul setelah terjadi perckcokan, mereka yang akan menulis sejarah kegemilangannya serta kebobrokan lawannya, mungkin lumrah, mungkin juga salah. Pendapat Pertama mengenai Peristiwa Holocaust Kebesaran seseorang selalu ditopang oleh orang-orang dekat

Pro Kontra Sufisme dalam Tradisi Islam*

Sufi menjadi salah satu fenomena unik serta menarik dalam tradisi Islam. Mereka seolah menjadi pengikut kaum muhajirin yang berdiam diri di serambi masjid pada masa Nabi ( ahl al-Suffah ). Tak bekerja, kehidupan kesehariannya hanya untuk menyembah kepada Allah, Sang Pemilik, Sang Pemberi Rizqi. Pada mulanya, sufi –dalam perkembangan tradisi Islam selanjutnya- muncul dari halaqah-halaqah, dimana berkumpul orang-orang yang “haus akan Allah.”  Halaqah-halaqah tersebut kemudian berubah menjadi sebuah thariqat, yang secara struktural-formal muncul pada abad ke sebelas Masehi. Syaikh Abdul Qadir Jailani yang merupakan penganut Madzhab Hanbali, maha guru di Baghdad, menjadi perintis, thariqat Qadiriyah adalah perwujudannya. Sikap pasrah, frustasi, dan ketidakberdayaan ummat Islam menjadi salah satu faktor mudahnya konsep sufisme diterima khalayak ramai. Pasrah kepada Tuhan, berharap akan adanya pertolongan Tuhan, berkhalwat, menunggu hingga datangnya sang penyelamat ummat, Imam Ma

PIDATO MILAD MUHAMMADIYAH KE-104 / 107 TAHUN 2016 M / 1437 H “Membangun Karakter Indonesia Berkemajuan”

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله الذي نحمده ونستعينه ونستغفره. ونعوذ بالله من شرور انفسنا ومن سيئات اعمالنا. من يهد الله فلا مضل له. ومن يضلل فلا هادي له. والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى اله واصحابه ومن والاه. اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. واشهد ان محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده. اما بعد فيا عباد الله. اوصيكم واياي بتقوى الله. فقد فاز المتقون.             Alhamdulillah Muhammadiyah telah berusia 104 tahun dalam hitungan Miladiyah dan 107 tahun dalam bilangan Hijriyah. Kita bersyukur kepada Allah karena berkat karunia dan ridha-Nya, Muhammadiyah mampu bertahan dan berkembang dengan istiqomah dalam menyebarluaskan dan memajukan misi dakwah dan tajdid menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang dicita-citakan selama ini. Bersama dengan itu, kita berdo’a disertai ikhtiar terus-menerus agar Muhammadiyah senantiasa tetap bersinar memancarkan cahaya pencerahan dan memberikan kemanfaatan terbaik untuk kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan u