Langsung ke konten utama

Re-orientasi Gerak Muhammadiyah Melintasi Abad Kedua

Muhammadiyah awal --bisa dikatakan-- meniru gerakan zending Kristen. Dalam kasus ini, hadis "man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum" meniru secara selektif dalam hal baik justru membawa kemajuan.
Atas kesadaran kondisi realitas itu, Kyai Ahmad Dahlan mengupayakan perbaikan umat. Menjadikan Muhammadiyah sebagai payung yang meneduhkan siapa saja, beragam agama dan beragam latar belakang manusia merapa
...tkan barisan demi pencerahan. Membebaskan manusia dari keterbelakangan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan. Mengupayakan solusi meskipun dari hal terkecil, dibanding harus mengutuk keadaan. Namun, dilandasi niat yang tulus dan kematangan berpikir, Kyai Dahlan justru diikuti dan diteladani, dari yang semula dimusuhi.
Di masa sekarang, kehidupan masyarakat berubah semakin rumit, dengan kondisi menggejalanya kompetisi global dan pengaruh ilmu pengetahuan dan arus teknologi informasi, yang mengakibatkan berbagai masalah sosial-ekonomi-budaya. Akibatnya, orang-orang yang termarjinalkan (mustadl’afin dan new-mustadl’afin) dalam segala bentuknya, semakin beragam jenisnya dan bertambah jumlahnya.
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi yang menjebak masyarakat dalam suatu perangkap kemiskinan (deprivation trap). Perangkap itu terdiri dari: kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentaan, dan ketidakberdayaan.
Di abad kedua ini, gerakan Muhammadiyah dalam membebaskan kaum marjinal (mustadl’afin dan new-mustadl’afin) masih ditunggu umat. Kiprah ini juga sebagai jawaban atas "tuduhan" bahwa Muhammadiyah kehilangan sinar pencerahannya di abad kedua. Sinar yang begitu terang menyala dimasa awal, menyinari semua pelosok negeri. Lalu, setelah seabad berlalu, akankah Muhammadiyah kehabisan energy dan tenggelam begitu saja di ditelan gemuruh zaman yang penuh tantangan ini ?

(MRB)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Keturunan Sebagai Upaya Perlindungan (Hifdzu Nasl)

Oleh: Immawan Muhammad Asro Al Aziz Keturunan ( nasl ) merupakan serangkaian karakteristik seseorang yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang dari orang tua melalui gen-gen. Keturunan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu. Perhatian Islam terhadap keturunan dapat dilihat dari sejarahnya yang membuktikan bahwa merupakan hal yang sangat penting dalam, sehingga terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang secara spesifik berbicara tentang penjagaan keturunan. Misalnya pada QS. al-Ahzab: 4-5 yang memberi tuntunan tentang proses pemberian nasab terhadap anak kandung dan anak angkat. Karena, perhatian terhadap keturunan juga berimplikasi terhadap hak pemberian nafkah, pewarisan harta, pengharaman nikah, dan lain-lain. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap keturunan untuk mengukuhkan aturan dalam keluarga yang bertujuan untuk mengayominya melalui perbaikan serta menjamin kehidupannya

Implementasi Strategi Inovasi Produk Perspektif Al-Qur'an

A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individual juga sebagai makhluk ekonomi. Banyak kebutuhan yang di perlukan oleh setiap manusia menjadikan ekonomi sebagai suatu ilmu untuk memenuhi keberlangsungan hidup seseorang. Hal bisa itu terjadi karena perubahan lingkungan yang fundamental merupakan daya dorong (driving forces) perubahan perekonomian dan bisnis. Perubahan dalam semua aspek kehidupan harus direspons sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemanfaatan bisnis. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan perusahaan beroperasi di tingkat lokal, regional dan global, tanpa harus membangun system bisnis di tempat perusahaan tersebut beroperasi. Proses informasi dan komunikasi memperluas kemungkinan operasi jaringan perusahaan.  Disebutkan bahwa Koperasi di Jawa Tengah mengalami perkembangan jumlah koperasi aktif 22.674 (81,37%), tetapi tidak disertai dengan berkurangnya jumlah koperasi tidak aktif di Jawa Tengah dengan jumlah 5.19

Strategi Dakwah Ala Rasulullah

Oleh: Immawati Afifatur Rasyidah Islam merupakan agama perdamaian yang dianugrahkan oleh Allah swt dan perlu dijaga eksistensinya. Sebagai kader umat dan pewaris tampuk pimpinan umat kelak, sejatinya dewasa ini para generasi muda dilatih agar dapat menghadapi tantangan dan menjaga agama Islam ini. Berbagai kontroversi terjadi, agama dimonsterisasi, ulama didiskriminalisasi, umat dicurigai, dakwah dianggap provokasi, bahkan kebaikan pun dianggap radikalisasi. Salah satu   maqashidu syariah dalam agama Islam ialah hifdzu al-din (menjaga agama). Penjagaan terhadap agama dapat diimplementasikan dengan berbagai hal, salah satunya adalah dengan dakwah. Penyebaran dakwah tentu tak terlepas dengan metode atau manhaj atau thariqah. At-Thariqat Ahammu Min Al-Maddah, metode itu jauh lebih penting daripada materi. Ia merupakan sebuah seni (estetika) dalam proses penyampaian dakwah. Secara leksikal, metode ialah the way of doing. Sebaik-baik kualitas materi yang disampaikan dalam pembelajaran