Muhammadiyah awal --bisa dikatakan-- meniru gerakan zending Kristen. Dalam kasus ini, hadis "man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum" meniru secara selektif dalam hal baik justru membawa kemajuan.
Atas kesadaran kondisi realitas itu, Kyai Ahmad Dahlan mengupayakan perbaikan umat. Menjadikan Muhammadiyah sebagai payung yang meneduhkan siapa saja, beragam agama dan beragam latar belakang manusia merapa...tkan barisan demi pencerahan. Membebaskan manusia dari keterbelakangan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan. Mengupayakan solusi meskipun dari hal terkecil, dibanding harus mengutuk keadaan. Namun, dilandasi niat yang tulus dan kematangan berpikir, Kyai Dahlan justru diikuti dan diteladani, dari yang semula dimusuhi.
Atas kesadaran kondisi realitas itu, Kyai Ahmad Dahlan mengupayakan perbaikan umat. Menjadikan Muhammadiyah sebagai payung yang meneduhkan siapa saja, beragam agama dan beragam latar belakang manusia merapa...tkan barisan demi pencerahan. Membebaskan manusia dari keterbelakangan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan. Mengupayakan solusi meskipun dari hal terkecil, dibanding harus mengutuk keadaan. Namun, dilandasi niat yang tulus dan kematangan berpikir, Kyai Dahlan justru diikuti dan diteladani, dari yang semula dimusuhi.
Di masa sekarang, kehidupan masyarakat berubah semakin rumit, dengan kondisi menggejalanya kompetisi global dan pengaruh ilmu pengetahuan dan arus teknologi informasi, yang mengakibatkan berbagai masalah sosial-ekonomi-budaya. Akibatnya, orang-orang yang termarjinalkan (mustadl’afin dan new-mustadl’afin) dalam segala bentuknya, semakin beragam jenisnya dan bertambah jumlahnya.
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi yang menjebak masyarakat dalam suatu perangkap kemiskinan (deprivation trap). Perangkap itu terdiri dari: kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentaan, dan ketidakberdayaan.
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi yang menjebak masyarakat dalam suatu perangkap kemiskinan (deprivation trap). Perangkap itu terdiri dari: kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentaan, dan ketidakberdayaan.
Di abad kedua ini, gerakan Muhammadiyah dalam membebaskan kaum marjinal (mustadl’afin dan new-mustadl’afin) masih ditunggu umat. Kiprah ini juga sebagai jawaban atas "tuduhan" bahwa Muhammadiyah kehilangan sinar pencerahannya di abad kedua. Sinar yang begitu terang menyala dimasa awal, menyinari semua pelosok negeri. Lalu, setelah seabad berlalu, akankah Muhammadiyah kehabisan energy dan tenggelam begitu saja di ditelan gemuruh zaman yang penuh tantangan ini ?
(MRB)
Komentar
Posting Komentar