Langsung ke konten utama

KIBAR Gelar Kongres di Sukoharjo

KIBAR IMM Sleman kian melebarkan sayapnya, tidak lagi hanya mengurusi majalah dan buletin. Hal ini penting dilakukan mengingat fakta persaingan di bidang media era global yang sudah semakin ketat. Jika tidak ingin tenggelam atau tertinggal, solusinya adalah melakukan improvisasi, inovasi, dan transformasi. Gagasan ini mengemuka dalam Kongres KIBAR pada Minggu (4/10) di Sukoharjo.

Menurut Hamam Alfajari, selaku Pemimpin Umum terpilih, menyatakan bahwa KIBAR yang baru harus tetap konsisten menjadi garda terdepan dalam memajukan persyarikatan dan membela kaum marjinal. Tidak hanya melalui media majalah –yang menjadi fokus garapan KIBAR selama ini--, namun juga melalui pelatihan, training, leadership, outbont, tentor iqra, forum diskusi, hingga penerbitan. Hasbullah Syarif, salah satu peserta dan sekaligus Direktur Eksekutif KIBAR Training-Education Centre terpilih mengungkapkan, “Kedepan, KIBAR penting untuk memprakarsai adanya wadah perkumpulan, koordinasi, dan silaturrahmi media-media yang ada, baik cetak maupun online, yang memiliki visi sama dengan dan berafiliasi dengan Persyarikatan Muhammadiyah.”

Melalui Kongres yang bertempat di kediaman Bapak Benni Setiawan –selaku dewan pembina KIBAR--, para peserta Kongres menyetujui untuk menstransformasikan KIBAR menjadi sebuah unit lembaga otonom IMM Sleman yang punya konstribusi lebih besar dan dikelola secara profesional-mandiri. Tetap ikut serta membangun dan menjadi partner Persyariakatan Muhammadiyah, terutama di DIY dan juga menjadi lembaga yang lebih profesional dengan tambahan empat bidang garapan terbaru, hasil keputusan Kongres.

Keempat Bidang itu meliputi; Majalah KIBAR, KIBAR Training-Education Centre, KIBAR Forum Discussion, dan KIBAR Press. Tiap bidang dipimpin oleh seorang Direktur Eksekutif yang dipilih pada agenda Kongres. Mereka nantinya memiliki tupoksi (tugas pokok dan fungsi) tersendiri. KIBAR yang mulanya hanya sebagai media majalah yang diinisiasi oleh kader IMM Sleman pada 2003, kini telah melahirkan banyak alumni yang tersebar di berbagai lembaga, baik di Persyarikatan maupun di luar Muhammadiyah. Sebut saja nama Deni Al-Asyari, Muarif, Miftahul Huda, Edward Both, Benni Setiawan, Hendro Sucipto, A. Hassan, dan masih banyak lagi.

Selama ini KIBAR telah ikut serta mempromosikan Peryarikatan Muhammadiyah melalui media majalah, dengan tagline: Ikhtiar Membangun Peradaban. Tema majalah digarap semaksimal mungkin secara mendalam, objektif, dan tidak memihak, semisal tema kontroversial terkait perubahan kurikulum 2013 (Edisi Maret 2015) hingga isu-isu untuk kepentingan membela kaum mustadh’afin,  semisal tentang maraknya pembangunan hotel di Indonesia (Edisi Agustus 2015).

Reporter: M.Ridha Basri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Keturunan Sebagai Upaya Perlindungan (Hifdzu Nasl)

Oleh: Immawan Muhammad Asro Al Aziz Keturunan ( nasl ) merupakan serangkaian karakteristik seseorang yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang dari orang tua melalui gen-gen. Keturunan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu. Perhatian Islam terhadap keturunan dapat dilihat dari sejarahnya yang membuktikan bahwa merupakan hal yang sangat penting dalam, sehingga terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang secara spesifik berbicara tentang penjagaan keturunan. Misalnya pada QS. al-Ahzab: 4-5 yang memberi tuntunan tentang proses pemberian nasab terhadap anak kandung dan anak angkat. Karena, perhatian terhadap keturunan juga berimplikasi terhadap hak pemberian nafkah, pewarisan harta, pengharaman nikah, dan lain-lain. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap keturunan untuk mengukuhkan aturan dalam keluarga yang bertujuan untuk mengayominya melalui perbaikan serta menjamin kehidupannya

Implementasi Strategi Inovasi Produk Perspektif Al-Qur'an

A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individual juga sebagai makhluk ekonomi. Banyak kebutuhan yang di perlukan oleh setiap manusia menjadikan ekonomi sebagai suatu ilmu untuk memenuhi keberlangsungan hidup seseorang. Hal bisa itu terjadi karena perubahan lingkungan yang fundamental merupakan daya dorong (driving forces) perubahan perekonomian dan bisnis. Perubahan dalam semua aspek kehidupan harus direspons sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemanfaatan bisnis. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan perusahaan beroperasi di tingkat lokal, regional dan global, tanpa harus membangun system bisnis di tempat perusahaan tersebut beroperasi. Proses informasi dan komunikasi memperluas kemungkinan operasi jaringan perusahaan.  Disebutkan bahwa Koperasi di Jawa Tengah mengalami perkembangan jumlah koperasi aktif 22.674 (81,37%), tetapi tidak disertai dengan berkurangnya jumlah koperasi tidak aktif di Jawa Tengah dengan jumlah 5.19

Strategi Dakwah Ala Rasulullah

Oleh: Immawati Afifatur Rasyidah Islam merupakan agama perdamaian yang dianugrahkan oleh Allah swt dan perlu dijaga eksistensinya. Sebagai kader umat dan pewaris tampuk pimpinan umat kelak, sejatinya dewasa ini para generasi muda dilatih agar dapat menghadapi tantangan dan menjaga agama Islam ini. Berbagai kontroversi terjadi, agama dimonsterisasi, ulama didiskriminalisasi, umat dicurigai, dakwah dianggap provokasi, bahkan kebaikan pun dianggap radikalisasi. Salah satu   maqashidu syariah dalam agama Islam ialah hifdzu al-din (menjaga agama). Penjagaan terhadap agama dapat diimplementasikan dengan berbagai hal, salah satunya adalah dengan dakwah. Penyebaran dakwah tentu tak terlepas dengan metode atau manhaj atau thariqah. At-Thariqat Ahammu Min Al-Maddah, metode itu jauh lebih penting daripada materi. Ia merupakan sebuah seni (estetika) dalam proses penyampaian dakwah. Secara leksikal, metode ialah the way of doing. Sebaik-baik kualitas materi yang disampaikan dalam pembelajaran