Oleh: Immawati Syafira Silmi Kaffah
Pada masa wabah seperti saat ini banyak masyarakat yang menderita,
tanpa memandang status, semua terkena dampaknya. Kaum atas menderita dengan
bisnis yang menurun penghasilannya dan terpaksa mengambil langkah untuk memberhentikan
sebagian karyawan hingga menutup bisnisnya, sebagai contoh perusahaan yang
tutup akibat wabah seperti Giant, Centro, dan Matahari. Hal tersebut akan lebih
terasa untuk kaum bawah, terkena pemberhentian kerja membuat penghasilan tak
lagi didapat, mencari pekerjaan pun sangat susah dengan tidak adanya perusahaan
yang membuka lowongan, membuka usaha pun harus mengambil resiko yang besar
apabila bisnis yang dibuka gagal untuk bersaing di pasaran. Pada tahun 2020
merupakan masa masa-masa yang sulit bagi seluruh negara, dalam segala bidang
baik perekonomian, pendidikan, sosial, kesehatan, maupun spiritual.
Golongan mahasiswa berada pada usia kisaran 18 - 24 tahun untuk
masa- masa produktifnya, pada masa itu mahasiswa ada yang aktif dalam
organisasi, bisnis, pendidikan, kegiatan sosial, berwisata, dan kegiatan
lainnya. Dalam usia itu dapat dikatakan sebagai masa dewasa awal, ditandai
dengan kemandirian personal dan ekonomi, pengembangan karier, maupun pemilihan
pasangan hidup.[1]
Kemandirian personal memiliki arti dapat membuat pilihan sendiri untuk
kehidupannya, kemandirian ekonomi memiliki pemikiran untuk tidak lagi
bergantung pada dana dari orang tua, pengembangan karier dengan mengikuti
berbagai macam kegiatan untuk menunjang karier di masa yang akan datang, serta
seleksi untuk memilih pasangan yang akan menemani hingga masa tua. Namun, tidak
menutup kemungkinan pula adanya mahasiswa yang masih sangat bergantung pada
orang tua dan belum tepat dalam memilih keputusan.
Tidaklah asing bagi kita dengan sebutan ‘Mahasiswa Lidah Rakyat’
dengan arti mahasiswa pengapresiasi suara rakyat kepada pemerintah atau
golongan tinggi maupun seluruh rakyat pelosok. Hal tersebut berkaitan antara
masa dan permasalahan yang ada, pada masa produktif mahasiswa akan melakukan
hal-hal yang perlu dilakukan, tidaklah asing lagi bagi kita jika mahasiswa
melakukan demo untuk mengungkapkan rasa tidak terima dan bersuara lantang dalam
beragumen kebenaran. Dalam masa wabah saat ini peran mahasiswa cukup membantu
di kegiatan sosial yang sangat diperlukan oleh orang-orang yang terkena dampak
dari wabah, kritik terhadap pemerintah yang tidak pernah habis dengan ketumpang
tindih dengan rakyat, dakwah dalam meningkatkan kembali spiritualitas dan
berbagai kegiatan lainnya.
Peran mahasiswa juga meliputi sebagai Agent of Change,
generasi perubahan. Jika dikaitkan dengan wabah awal pada 2020, peran mahasiswa
sangat penting dalam menyuarakan ke masyarakat akan ganasnya wabah Covid-19,
sehingga dianjurkan untuk menerapkan new normal dalam kehidupan saat
ini, dalam sisi sosial pun dapat membantu dalam pengumpulan donasi untuk
masyarakat terdampak dan menyalurkannya dengan tepat sasaran. Pada tahun 2021
ini, virus Covid-19 bukanlah lagi sesuatu yang asing, sehingga masyarakat sudah
mulai menerima dan menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, akan
tetapi muncullah sesuatu yang baru dan masih terdapat beberapa penolakan dari
masyarakat, walaupun hal tersebut suatu yang diperlukan, seperti vaksin
Covid-19. Peran mahasiswa pada masa kini adalah, menyuarakan perlunya vaksinasi
secara open mindset untuk kebangkitan bangsa dalam melawan Virus
Covid-19 atau membantu dalam pelaksanaan vaksinasi jika diperlukan agar
berjalan sesuai protokol.
Jiwa sosialisme dalam mahasiswa haruslah terbentuk, memiliki rasa
empati, tolong menolong, kerja sama, begitu pula rasa tanggung jawab. Hal-hal
tersebut sangatlah diperlukan dalam masyarakat dan akan berguna untuk kehidupan
pekerjaan kelak. Menurut saya, negeri ini akan semakin maju apabila jiwa
sosialisme mahasiswa terbentuk, hal tersebut dikarenakan akan adanya jiwa
tolong menolong tanpa adanya golongan yang merasa superior, dengan rasa
sosialisme yang tinggi kita akan merasakan penderitaan yang dirasakan rakyat
kecil sehingga ke depan semakin minimnya rasa semena-mena dalam berperilaku
terhadap rakyat kecil, dan muncullah kerja sama antara rakyat atas dan bawah
dalam upaya negara Indonesia yang maju.
Pada masa awal dewasa ini, haruslah kita menanamkan dalam diri
untuk menjadi pribadi yang sesungguhnya, yang kelak akan menjadi manusia yang
dapat memanusiakan manusia, tidak berperilaku melampaui batas terhadap sesama
manusia. Sangat ironi melihat para pejabat negara yang seharusnya mengayomi
rakyatnya, justru bertindak semena-mena dengan melakukan korupsi di tengah masa
yang sulit. tak hanya itu, mereka pun tidak menunjukkan rasa bersalah sama
sekali, dalam sorotan kamera wartawan terlihat senyum yang terukir pada wajah
para koruptor. Hal tersebut yang seharusnya menjadi garis besar bagi kita
mahasiswa sebagai Agent of Change, bukan untuk mengambil kesempatan
untuk diri sendiri, namun kita mengambil kesempatan untuk rakyat agar
sejahtera.
Ketika rakyat dan pejabat negara dapat berkolaborasi, saling
membantu, memiliki satu tujuan untuk kemajuan negara Indonesia, tidak berdebat
tentang perbedaan suku dan lainnya, suatu negara akan maju jika orang di
dalamnya dapat saling menghargai. Mahasiswa perlulah dalam mendalami studinya,
mencondongkan pengetahuan dalam satu bidang sehingga dapat diajarkan dengan
saksama pada orang yang ingin belajar, dikarenakan masih adanya sistem
pendidikan yang perlu diperbaiki, tenaga pengajar pun perlu diadakan perbaikan.
Suatu negara akan maju dengan pendidikannya yang maju pula.
Dengan menurunkan ego dan gengsi masing-masing kita bersama
membangun negara Indonesia dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ikaa, bersatu
dengan berbagai perbedaan yang ada, memanfaatkan satu dengan lainnya,
berkolaborasi antar budaya yang dapat menciptakan suatu karya maupun ide yang
dapat menyongkong indonesia maju. Sebagai mahasiswa dengan menumbuhkan jiwa
sosial yang tinggi agar menjadi pribadi yang dapat mengayomi sesama, tanpa
berbuat semena- mena.
[1]
Greta
Vidya Paramitha, “Studi Kasus Perbedaan Karakteristik Mahasiswa di Universitas
Indonesia ’X’ dengan Universitas Australia ’Y’”, Vol.1, No. 2, 2 Okt 2010
Komentar
Posting Komentar