Mencetak Kader Rabbani
Oleh Salma
Zaman sekarang, banyak pemuda kurang sadar terhadap perannya di kehidupan sosial. Dikarenakan perbedaan antara zaman dahulu dan zaman sekarang. Zaman dahulu semua serba susah, sehingga para pemuda sudah terbiasa untuk bekerja keras demi mendapatkan sesuatu. Sedangkan zaman sekarang, segalanya serba mudah. Segalanya dapat dijamah dalam waktu sekejap.
Teknologi juga semakin berkembang. Semua bisa didapat melalui gadget. Dengan gadget, semua bisa didapat dengan mudah, bahkan dengan waktu yang relatif singkat. Hal ini menyebabkan pemuda terlena dengan kemudahan tersebut, sehingga melupakan makna penting kerja keras. Zaman sekarang, pemuda lebih disibukkan dengan gadget nya. Kemana-mana pemuda membawa gadget. Jika tidak membawa, terasa seperti ada yang kurang. Maka dari itu pemuda zaman sekarang banyak yang kurang peduli terhadap lingkungannya. Karena disibukkan bermain gadget.
Maka dari itu, kita sebagai pemuda harus sadar terhadap fenomena yang terjadi saat ini. Kita harus tanggap terhadap permasalahan yang ada. Kita harus peka terhadap lingkungan sosial. Karena pemuda adalah pemimpin bangsa. Sehingga sudah sepantasnya kita sebagai pemuda menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri kita, peduli dengan negara kita.
Melalui organisasi, kita bisa melatih rasa kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Dengan bersosialisasi dengan banyak orang, kita bisa belajar banyak pelajaran kehidupan yang tidak kita dapat di sekolah. Dengan berorganisasi pula, dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan saling membantu kala dibutuhkan. Kita juga akan merasa saling menyayangi dan melengkapi satu sama lain. Karena organisasi tersebut adalah satu kesatuan dimana kita akan merasakan seperti keluarga di dalamnya. Belajar bersosialisasi memang sangat diperlukan bagi pemuda, karena bisa menjadi bekal untuk menumbuhkan rasa nasionalisme juga. Seperti dalam organisasi IMM ini, IMM bagi kita bukan hanya sebagai ajang untuk mengembangkan diri, melainkan menjadi ajang kita sebagai latihan dalam membangun komitmen.
Kita juga bisa belajar nasionalisme melalui kisah-kisah para pejuang zaman dahulu. Banyak sekali pahlawan-pahlawan kita yang membela negara melawan para penjajah. Bahkan, tidak sedikit pula pahlawan kita yang gugur dalam medan pertempuran.
Seperti tokoh yang sangat tidak asing lagi di telinga kita, yaitu Bapak Ahmad Dahlan. Beliau juga termasuk salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia. Karena jasa-jasa beliau sebagai tokoh pembaharu islam dan dalam bidang pendidikan, maka beliau di tetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Ir. Soekarno.
Beliau juga merupakan pendiri organisasi Muhammadiyah, yang masih eksis hingga saat ini. K.H. Ahmad Dahlan yang banyak wawasan, memiliki gagasan dan ide yang cemerlang, membuat Bapak Ahmad Dahlan disegani dan dihormati di masyarakat, sehingga juga dipercaya dalam organisasi. Kita bisa mencontoh Bapak Ahmad Dahlan dalam kegigihannya memajukan negara melalui pendidikan. Bapak Ahmad Dahlan juga merupakan salah satu orang yang memandang kesetaraan gender. Karena pada zaman dahulu, perempuan hanya dianggap sebagai pemuas nafsu belaka. Orang-orang berpendapat bahwa perempuan hanya bertugas di belakang saja, sehingga tidak cocok mengenyam pendidikan. Melalui Bapak Ahmad Dahlan dan istrinya, perempuan juga bisa belajar sama seperti laki-laki.
Sangat banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan jika kita meneladani tokoh-tokoh pahlawan perjuangan. Selain mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional oleh negara, para pejuang juga mendapatkan penghargaan dari Allah SWT, yaitu berupa pahala jariyah, pahala yang terus mengalir. Karena nikmat kemerdekaan yang masih bisa kita rasakan sampai sekarang. Barakallah.
Tokoh-tokoh perjuangan ini tentunya juga bisa kita jadikan role mode dalam hal kepemimpinan. Pemuda sebagai pemimpin bangsa. Bukan hanya pintar dalam masalah kepemimpinan. Tetapi juga pintar dalam masalah keagamaannya. Bukan hanya menjadi pemimpin yang adil dan bijak, tetapi juga menjadi pemimpin yang menegakkan syariat islam. Sehingga seimbang antara duniawi dan ukhrawinya. Karena menyeimbangkan dua hal tersebut merupakan hal yang sangat penting, yang terkadang dilupakan oleh kebanyakan orang. Banyak pemimpin yang baik tetapi tidak menegakkan syariat, atau sebaliknya, banyak pemimpin yang terlalu fanatik terhadap keislamannya, sehingga terkesan sangat radikal. Hablunminallah sangat perlu, tetapi hablunminannaas nya juga diperlukan.
Oleh Salma
Zaman sekarang, banyak pemuda kurang sadar terhadap perannya di kehidupan sosial. Dikarenakan perbedaan antara zaman dahulu dan zaman sekarang. Zaman dahulu semua serba susah, sehingga para pemuda sudah terbiasa untuk bekerja keras demi mendapatkan sesuatu. Sedangkan zaman sekarang, segalanya serba mudah. Segalanya dapat dijamah dalam waktu sekejap.
Teknologi juga semakin berkembang. Semua bisa didapat melalui gadget. Dengan gadget, semua bisa didapat dengan mudah, bahkan dengan waktu yang relatif singkat. Hal ini menyebabkan pemuda terlena dengan kemudahan tersebut, sehingga melupakan makna penting kerja keras. Zaman sekarang, pemuda lebih disibukkan dengan gadget nya. Kemana-mana pemuda membawa gadget. Jika tidak membawa, terasa seperti ada yang kurang. Maka dari itu pemuda zaman sekarang banyak yang kurang peduli terhadap lingkungannya. Karena disibukkan bermain gadget.
Maka dari itu, kita sebagai pemuda harus sadar terhadap fenomena yang terjadi saat ini. Kita harus tanggap terhadap permasalahan yang ada. Kita harus peka terhadap lingkungan sosial. Karena pemuda adalah pemimpin bangsa. Sehingga sudah sepantasnya kita sebagai pemuda menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri kita, peduli dengan negara kita.
Melalui organisasi, kita bisa melatih rasa kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Dengan bersosialisasi dengan banyak orang, kita bisa belajar banyak pelajaran kehidupan yang tidak kita dapat di sekolah. Dengan berorganisasi pula, dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan saling membantu kala dibutuhkan. Kita juga akan merasa saling menyayangi dan melengkapi satu sama lain. Karena organisasi tersebut adalah satu kesatuan dimana kita akan merasakan seperti keluarga di dalamnya. Belajar bersosialisasi memang sangat diperlukan bagi pemuda, karena bisa menjadi bekal untuk menumbuhkan rasa nasionalisme juga. Seperti dalam organisasi IMM ini, IMM bagi kita bukan hanya sebagai ajang untuk mengembangkan diri, melainkan menjadi ajang kita sebagai latihan dalam membangun komitmen.
Kita juga bisa belajar nasionalisme melalui kisah-kisah para pejuang zaman dahulu. Banyak sekali pahlawan-pahlawan kita yang membela negara melawan para penjajah. Bahkan, tidak sedikit pula pahlawan kita yang gugur dalam medan pertempuran.
Seperti tokoh yang sangat tidak asing lagi di telinga kita, yaitu Bapak Ahmad Dahlan. Beliau juga termasuk salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia. Karena jasa-jasa beliau sebagai tokoh pembaharu islam dan dalam bidang pendidikan, maka beliau di tetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Ir. Soekarno.
Beliau juga merupakan pendiri organisasi Muhammadiyah, yang masih eksis hingga saat ini. K.H. Ahmad Dahlan yang banyak wawasan, memiliki gagasan dan ide yang cemerlang, membuat Bapak Ahmad Dahlan disegani dan dihormati di masyarakat, sehingga juga dipercaya dalam organisasi. Kita bisa mencontoh Bapak Ahmad Dahlan dalam kegigihannya memajukan negara melalui pendidikan. Bapak Ahmad Dahlan juga merupakan salah satu orang yang memandang kesetaraan gender. Karena pada zaman dahulu, perempuan hanya dianggap sebagai pemuas nafsu belaka. Orang-orang berpendapat bahwa perempuan hanya bertugas di belakang saja, sehingga tidak cocok mengenyam pendidikan. Melalui Bapak Ahmad Dahlan dan istrinya, perempuan juga bisa belajar sama seperti laki-laki.
Sangat banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan jika kita meneladani tokoh-tokoh pahlawan perjuangan. Selain mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional oleh negara, para pejuang juga mendapatkan penghargaan dari Allah SWT, yaitu berupa pahala jariyah, pahala yang terus mengalir. Karena nikmat kemerdekaan yang masih bisa kita rasakan sampai sekarang. Barakallah.
Tokoh-tokoh perjuangan ini tentunya juga bisa kita jadikan role mode dalam hal kepemimpinan. Pemuda sebagai pemimpin bangsa. Bukan hanya pintar dalam masalah kepemimpinan. Tetapi juga pintar dalam masalah keagamaannya. Bukan hanya menjadi pemimpin yang adil dan bijak, tetapi juga menjadi pemimpin yang menegakkan syariat islam. Sehingga seimbang antara duniawi dan ukhrawinya. Karena menyeimbangkan dua hal tersebut merupakan hal yang sangat penting, yang terkadang dilupakan oleh kebanyakan orang. Banyak pemimpin yang baik tetapi tidak menegakkan syariat, atau sebaliknya, banyak pemimpin yang terlalu fanatik terhadap keislamannya, sehingga terkesan sangat radikal. Hablunminallah sangat perlu, tetapi hablunminannaas nya juga diperlukan.
Komentar
Posting Komentar