Langsung ke konten utama

Milad IMM ke-55 Tahun



Mengaji: Mewarisi Budaya


Seiring berkembangnya zaman, tidak sedikit orang yang mau menerima praktik keagamaan yang didalamnya terdapat unsur seni dan budayanya. Alasan yang sering dikemukakan adalah karena hal tersebut tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sehingga jika ada praktik seperti itu, mereka perlu meluruskan dan mengingatkan untuk kembali pada apa yang telah diajarkan rasulnya.
Pada dasarnya, pemahaman terhadap sesuatu tidak bisa dilakukan secara tekstual. Islam sendiri merupakan ajaran agama yang datang di era akhir, sebelumnya telah ada agama yang berkembang di Nusantara (Jawa khususnya) sehingga bukan tidak mungkin para mubaligh melakukan penghapusan secara besar-besaran. Akan tetapi, lebih untuk menghargai, menghormati dan menjaga keharmonisan masyarakat yang telah dibangun sebelumnya, mubaligh enggan melakukannya.
Dengan  tanpa  menyingkirkan kajian yang juga mengandung nilai ilmiah, keadaan menyatakan bahwa ada perbedaan antara kondisi sosial waktu al-Qur’an diturunkan dengan keadaan masyarakat masa kini. Dengan demikian, untuk mengisi kekosongan kajian yang berhubungan dengan realitas masyarakat yang berinteraksi dengan al-Qur’an dengan persepsi yang berbeda-beda, dibutuhkan arah baru atau tawaran metodis.
Simuh dalam bukunya Interaksi Islam dan Budaya Jawa, menyebutkan islam di Jawa dihadapkan dengan dua lingkungan budaya kejawen, sisa lingkungan budaya istana (Majapahit) yang canggih dalam mengelola unsur unsur Hinduisme Buddhaisme, dan budaya pedesaan (wong cilik) yang tetap hidup dalam kegelapan animisme dan dinamisme.[1] Dengan melihat hal tersebut, tugas muballigh (walisongo) dalam mensyiarkan Islam dirasa bertambah, sehingga butuh kreasi yang persuasif untuk menarik masyarakat. Muncul lah kosakata yang bernama seni, tradisi yang terdengar melekat di telinga orang jawa.
lnilah Islam. Islam adalah agama universal yang unik dan ekslussif. Akhirnya apapun cara dan metologinya, tindakan kompromis antara Islam dengan ajaran lain, kata Sayyed Hossein Nasr, adalah tindakan defensive dan apologetik dari kaum Muslimin modern dalam menghadapi mode mode pemikiran yang sedang populer yang hampir sama dengan perubahan-perubahan musiman. Yang lanjut beliau, dikatakannya karena miskinnya sikap añalitik (kritis) dan semangat obyektif.
Yusuf al-Qaradhawi mengatakan dalam bukunya Islam dan Kesenian ini merupakan terjemahan dari karya aslinya yang berbahasa Arab, Al-Islam wa al-Fann, karya Dr. Yusuf al-Qaradhawi yang terbit di Mesir; sebuah buku yang termasuk langka di Indonesia. Materi yang dibahasnya, yaitu seni dan kesenian, tradisi, budaya yang dapat membuka cakrawala baru dalam penalaran hukum pada saat sebagaian ulama di negeri Mesir selama ini berpijak pada konvensi lama yang banyak di jumpai dalam kitab kuning.[2]



[1] Simuh, Interaksi Islam dan Budaya Jawa, dalam Anasom [Ed.], Merumuskan Kembali Islam Jawa, (Yogyakarta: Gama Media), hlm. 32
[2] Yusuf al-Qaradhawi, Islam dan Kesenian, (Bandung: Pustaka Hidayah).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Keturunan Sebagai Upaya Perlindungan (Hifdzu Nasl)

Oleh: Immawan Muhammad Asro Al Aziz Keturunan ( nasl ) merupakan serangkaian karakteristik seseorang yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang dari orang tua melalui gen-gen. Keturunan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu. Perhatian Islam terhadap keturunan dapat dilihat dari sejarahnya yang membuktikan bahwa merupakan hal yang sangat penting dalam, sehingga terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang secara spesifik berbicara tentang penjagaan keturunan. Misalnya pada QS. al-Ahzab: 4-5 yang memberi tuntunan tentang proses pemberian nasab terhadap anak kandung dan anak angkat. Karena, perhatian terhadap keturunan juga berimplikasi terhadap hak pemberian nafkah, pewarisan harta, pengharaman nikah, dan lain-lain. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap keturunan untuk mengukuhkan aturan dalam keluarga yang bertujuan untuk mengayominya melalui perbaikan serta menjamin kehidupannya

Implementasi Strategi Inovasi Produk Perspektif Al-Qur'an

A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individual juga sebagai makhluk ekonomi. Banyak kebutuhan yang di perlukan oleh setiap manusia menjadikan ekonomi sebagai suatu ilmu untuk memenuhi keberlangsungan hidup seseorang. Hal bisa itu terjadi karena perubahan lingkungan yang fundamental merupakan daya dorong (driving forces) perubahan perekonomian dan bisnis. Perubahan dalam semua aspek kehidupan harus direspons sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemanfaatan bisnis. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan perusahaan beroperasi di tingkat lokal, regional dan global, tanpa harus membangun system bisnis di tempat perusahaan tersebut beroperasi. Proses informasi dan komunikasi memperluas kemungkinan operasi jaringan perusahaan.  Disebutkan bahwa Koperasi di Jawa Tengah mengalami perkembangan jumlah koperasi aktif 22.674 (81,37%), tetapi tidak disertai dengan berkurangnya jumlah koperasi tidak aktif di Jawa Tengah dengan jumlah 5.19

Strategi Dakwah Ala Rasulullah

Oleh: Immawati Afifatur Rasyidah Islam merupakan agama perdamaian yang dianugrahkan oleh Allah swt dan perlu dijaga eksistensinya. Sebagai kader umat dan pewaris tampuk pimpinan umat kelak, sejatinya dewasa ini para generasi muda dilatih agar dapat menghadapi tantangan dan menjaga agama Islam ini. Berbagai kontroversi terjadi, agama dimonsterisasi, ulama didiskriminalisasi, umat dicurigai, dakwah dianggap provokasi, bahkan kebaikan pun dianggap radikalisasi. Salah satu   maqashidu syariah dalam agama Islam ialah hifdzu al-din (menjaga agama). Penjagaan terhadap agama dapat diimplementasikan dengan berbagai hal, salah satunya adalah dengan dakwah. Penyebaran dakwah tentu tak terlepas dengan metode atau manhaj atau thariqah. At-Thariqat Ahammu Min Al-Maddah, metode itu jauh lebih penting daripada materi. Ia merupakan sebuah seni (estetika) dalam proses penyampaian dakwah. Secara leksikal, metode ialah the way of doing. Sebaik-baik kualitas materi yang disampaikan dalam pembelajaran