Langsung ke konten utama

Sore Bersama Ketua Instruktur Cabang



Oleh: Immawan Nizam Zulfa
Sleman- PK IMM Ushuluddin kembali menggelar semacam reuni dengan seorang alumninya pada Jum’at (28/02), yaitu Immawan Aufa Yuvella (mas aufa, sapa akrab kami) yang saat ini sudah bertahta sebagai instruktur di PC IMM Sleman. Dalam tajuk diskusi jum’at sore, beliau memaparkan terkait bagaimana menumbuhkan budaya responsif kader ikatan terhadap isu-isu publik yang kian semakin marak di era dewasa ini.
Sebagai seorang yang pernah menangani perkaderan di IMM Ushuluddin, dalam kesempatan tersebut Mas Aufa menekankan terlebih dahulu terkait hakikat seorang kader ikatan. Karena seorang kader haruslah memiliki niat yang kuat dan terarah jelas di dalam ikatan ini. Apa yang mau ia capai dan bagaimana cara untuk sampai pada itu.
Papar beliau lebih lanjut, bahwa di IMM ada tiga kompetensi yang bisa kader tuju dan dapatkan yaitu Intelektualitas, Humanitas (sosial), dan Religiusitas. Fokus terhadap salah satunya akan lebih baik daripada jika kader mengejar ketiganya dan hanya dapat setengah-setengah darinya. Dengan begitu, kader akan lebih terarah dalam menjalani kesehariannya di ikatan.
Adapun terkait isu-isu publik, seorang kader hendaklah harus cermat dan tidak gegabah dalam merespons segala sesuatu yang muncul, karena tak setiap isu harus direspons. Apalagi isu-isu “tolol” yang kian masif muncul akhir-akhir ini, sebut saja isu “berenang bersama bisa menyebabkan hamil”,  dll. Ranah IMM bukanlah untuk hal-hal yang semisal itu. Walaupun terkadang sikap pernyataan itu memang perlu, tetapi ya tetap meninjau isu permasalahannya, ujarnya.
Jadi, IMM haruslah lebih bisa responsif terhadap isu-isu yang urgen dan berbobot semisal RUU kontroversial, Ekologi dan Omnibus Law yang merupakan problem-problem kebangsaan yang muncul ke permukaan saat ini, tentunya harus juga dibarengi solusi sebagai tawaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Keturunan Sebagai Upaya Perlindungan (Hifdzu Nasl)

Oleh: Immawan Muhammad Asro Al Aziz Keturunan ( nasl ) merupakan serangkaian karakteristik seseorang yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang dari orang tua melalui gen-gen. Keturunan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu. Perhatian Islam terhadap keturunan dapat dilihat dari sejarahnya yang membuktikan bahwa merupakan hal yang sangat penting dalam, sehingga terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang secara spesifik berbicara tentang penjagaan keturunan. Misalnya pada QS. al-Ahzab: 4-5 yang memberi tuntunan tentang proses pemberian nasab terhadap anak kandung dan anak angkat. Karena, perhatian terhadap keturunan juga berimplikasi terhadap hak pemberian nafkah, pewarisan harta, pengharaman nikah, dan lain-lain. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap keturunan untuk mengukuhkan aturan dalam keluarga yang bertujuan untuk mengayominya melalui perbaikan serta menjamin kehidupannya

Implementasi Strategi Inovasi Produk Perspektif Al-Qur'an

A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individual juga sebagai makhluk ekonomi. Banyak kebutuhan yang di perlukan oleh setiap manusia menjadikan ekonomi sebagai suatu ilmu untuk memenuhi keberlangsungan hidup seseorang. Hal bisa itu terjadi karena perubahan lingkungan yang fundamental merupakan daya dorong (driving forces) perubahan perekonomian dan bisnis. Perubahan dalam semua aspek kehidupan harus direspons sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemanfaatan bisnis. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan perusahaan beroperasi di tingkat lokal, regional dan global, tanpa harus membangun system bisnis di tempat perusahaan tersebut beroperasi. Proses informasi dan komunikasi memperluas kemungkinan operasi jaringan perusahaan.  Disebutkan bahwa Koperasi di Jawa Tengah mengalami perkembangan jumlah koperasi aktif 22.674 (81,37%), tetapi tidak disertai dengan berkurangnya jumlah koperasi tidak aktif di Jawa Tengah dengan jumlah 5.19

Strategi Dakwah Ala Rasulullah

Oleh: Immawati Afifatur Rasyidah Islam merupakan agama perdamaian yang dianugrahkan oleh Allah swt dan perlu dijaga eksistensinya. Sebagai kader umat dan pewaris tampuk pimpinan umat kelak, sejatinya dewasa ini para generasi muda dilatih agar dapat menghadapi tantangan dan menjaga agama Islam ini. Berbagai kontroversi terjadi, agama dimonsterisasi, ulama didiskriminalisasi, umat dicurigai, dakwah dianggap provokasi, bahkan kebaikan pun dianggap radikalisasi. Salah satu   maqashidu syariah dalam agama Islam ialah hifdzu al-din (menjaga agama). Penjagaan terhadap agama dapat diimplementasikan dengan berbagai hal, salah satunya adalah dengan dakwah. Penyebaran dakwah tentu tak terlepas dengan metode atau manhaj atau thariqah. At-Thariqat Ahammu Min Al-Maddah, metode itu jauh lebih penting daripada materi. Ia merupakan sebuah seni (estetika) dalam proses penyampaian dakwah. Secara leksikal, metode ialah the way of doing. Sebaik-baik kualitas materi yang disampaikan dalam pembelajaran