للصائم
فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه (متفق عليه)
“Bagi
orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan, gembira ketika berbuka, dan gembira
ketika bertemu Rabb-Nya” (Muttafaqun
‘Alaihi).
Ramadhan, bulan kegembiraan, bulan berkah, bulan maghfirah, penuh
cinta, serta cerita. Umat Islam sangatlah menantinya. Setiap individu
senantiasa berbagi dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Berbagi takjil merupakan
moment yang dinanti immawan dan immawati pada setiap bulan Ramadhan. Alhamdulillah,
pada tanggal 24 dan 27 Mei 2019, PK IMM Ushuludin dapat melaksanakan kegiatan
tersebut di sekitar Jl. Ahmad Dahlan dan Jl. Taman Siswa Yogyakarta.
Irhamu an-nass yarhamukum man fii as-sama’, sayangilah manusia, maka Allah akan menyayangimu. Pepatah singkat tersebut memiliki makna bahwa Islam is the way of life yang penuh cinta dan kasih sayang. Salah satu bentuknya ialah adanya perintah untuk shadaqah. The power of giving tersebut perlu ditanamkan, dan dapat diimplementasikan dengan senyuman, berbagi kebahagiaan, pengetahuan, hingga materi. Umat Islam juga perlu menyadari bahwa kemiskinan hanyalah bersifat sementara. Dikutip dari sebuah kajian yang diisi oleh Al-Ustadz Adi Hidayat, jika seorang hamba merasa miskin, telah datang kepadanya zakat, jika masih kurang, maka datang kepadanya shadaqah, jika hal tersebut masih membuatnya miskin, maka datang kepadanya infaq, dengan begitu akan cukup. Sesuai dengan historisitas Muhammadiyah, bahwa KH. Ahmad Dahlan telah memupuk sebuah ajaran untuk menyayangi anak yatim dan dhu’afa’. Al-Qur’an tak hanya berkaitan dengan sarana kegiatan atau proses memperoleh ilmu pengetahuan, kesadaran, ataupun perasaan, namun juga perlu adanya aksi dan implementasi. Kegiatan berbagi takjil yang dilakukan merupakan aksiologi atas nilai spirit Surat Al-Maun. Kajian Surat Al-Maun tersebut tak hanya sekali disampaikan, bahkan berulang-ulang dengan tujuan agar nilai spiritnya raasikhan fii qulubihim (terkesan). Paradigma tafsir yang ditawarkannya memiliki nilai kemanusiaan dalam gerakan sosial kemasyarakatan. Sekaligus sebagai dakwah dan khidmah (pengabdian) pada bangsa dan negara, serta usaha untuk merealisasikan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
Irhamu an-nass yarhamukum man fii as-sama’, sayangilah manusia, maka Allah akan menyayangimu. Pepatah singkat tersebut memiliki makna bahwa Islam is the way of life yang penuh cinta dan kasih sayang. Salah satu bentuknya ialah adanya perintah untuk shadaqah. The power of giving tersebut perlu ditanamkan, dan dapat diimplementasikan dengan senyuman, berbagi kebahagiaan, pengetahuan, hingga materi. Umat Islam juga perlu menyadari bahwa kemiskinan hanyalah bersifat sementara. Dikutip dari sebuah kajian yang diisi oleh Al-Ustadz Adi Hidayat, jika seorang hamba merasa miskin, telah datang kepadanya zakat, jika masih kurang, maka datang kepadanya shadaqah, jika hal tersebut masih membuatnya miskin, maka datang kepadanya infaq, dengan begitu akan cukup. Sesuai dengan historisitas Muhammadiyah, bahwa KH. Ahmad Dahlan telah memupuk sebuah ajaran untuk menyayangi anak yatim dan dhu’afa’. Al-Qur’an tak hanya berkaitan dengan sarana kegiatan atau proses memperoleh ilmu pengetahuan, kesadaran, ataupun perasaan, namun juga perlu adanya aksi dan implementasi. Kegiatan berbagi takjil yang dilakukan merupakan aksiologi atas nilai spirit Surat Al-Maun. Kajian Surat Al-Maun tersebut tak hanya sekali disampaikan, bahkan berulang-ulang dengan tujuan agar nilai spiritnya raasikhan fii qulubihim (terkesan). Paradigma tafsir yang ditawarkannya memiliki nilai kemanusiaan dalam gerakan sosial kemasyarakatan. Sekaligus sebagai dakwah dan khidmah (pengabdian) pada bangsa dan negara, serta usaha untuk merealisasikan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
Tradisi shadaqah pun tak hanya dianjurkan ketika
seseorang dalam keadaan memiliki harta saja. Hal tersebut tercantum dalam Surat
Ali-Imran ayat 134, bahwa salah satu karakter yang dimiliki seorang yang bertakwa ialah yunfiquuna fi as-sarra' wa adh-dharra', yakni menafkahkan hartanya baik di waktu lapang ataupun sempit. Kegiatan berbagi takjil ini merupakan khittah perjuangan Muhammadiyah, kami berharap kegiatan ini dapat memberi kebahagiaan, serta memiliki harapan agar kami selalu istiqamah dalam bersedekah, aamiin Ya Mujibas Sailiin....
Oleh: Immawati Afifatur Rasyidah
Komentar
Posting Komentar