Langsung ke konten utama

NU dan Muhammadiyah, Berfastabiqul Khairatlah!

Dua sayap civil society terbesar di Indonesia sedang menggelar hajatan akbar. NU sedang bermuktamar di Jombang dan Muhammadiyah di kota Makassar. Keduanya sedang mempersiapkan masa depan yang lebih cerah. Di usianya yang sudah tidak lagi muda, kedua ormas ini dituntut untuk tetap eksis menebarkan wajah agama yang tidak statis dan tidak menunjukkan status quo-vadis. Lumrahnya dalam catatan historis, ketika usia suatu komunitas organisasi telah mapan dan beban struktural telah kian membesar, maka virus yang paling sulit dibasmi adalah munculnya kejumudan yang kritis.

Keberadaan dua ormas ini telah diakui oleh segenap elemen bangsa, bahkan dunia internasioanl. Mereka sudah saling mengisi dan bersatu padu di masa penjajahan merebut kemerdekaan Indonesia. Di awal kemerdekaan, para tokoh ormas menanggalkan baju sektariannya dan bersatu demi meletakkan pijakan dasar kemajuan bangsa dan kemakmuran masa depan anak cucu. Jika mencermati lebih jauh, ternyata posisi kedua ormas sebagai pelopor kebaikan dan kemajuan menjadi sandaran dan acuan bagi bangsa. Indonesia banyak bercermin dan mengadopsi serta belajar dari kedua ormas yang asli lahir dari rahim ibu pertiwi ini.

Sumbangsih dua ormas ini terus berlanjut hingga kini, dan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Umur kedua ormas yang telah melebihi umur Indonesia menjadi bukti awal bahwa Indonesia patut berterima kasih kepada dua arus besar ini. Bangsa kepulauan terbesar ini tetap aman dan terselamatkan meskipun di masa-masa genting. Terhindar dari konflik yang mengacaukan kedaulatan. Kedua ormas ini telah mengambil alih banyak tugas-tugas penting yang seharusnya ditertibkan oleh negara. Mengurusi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, hingga menjadi perwakilan bangsa di kancah internasional.


Di usia Muhammadiyah yang telah memasuki abad kedua dan NU yang hampir memasuki usia satu abad, ada beberapa hal yang menarik. Di antaranya adalah persaingan dan perlombaan dalam ranah kebaikan terlihat semakin kentara antara dua ormas ini. Tentunya ini sebagai kompetisi yang bernuansa positif. Bahkan kelahiran salah satu ormas juga dipicu karena ada ormas yang sebelumnya. Bukannya tanpa alasan, namun untuk memberikan pilihan alternatif dari kemunculan ormas yang satu.

Sebut contoh misalkan ketika salah satu ormas mempelopori sistem pendidikan pesantren, maka kemudian sistem ini menjadi mainstrem bagi kedua ormas semenjak pasca reformasi hingga hari ini. Demikian halnya dengan adanya sistem pendidikan sekolah umum dan perguruan tinggi yang awalnya khas di salah satu ormas, kemudian menjadi kebutuhan bersama. Dari kesadaran ini, lalu muncul sikap untuk sama-sama berpacu membenahi diri. Demikian halnya dengan bidang-bidang lain yang awalnya melekat di salah satu ormas saja, seperti kesehatan dan pemberdayaan perekonomian.

Bukan tak mungkin pula jika salah satu ormas "belajar" tentang pengelolaan agenda yang lebih profesional. Termasuk di dalamnya tentang sistem pengelolaan Muktamar. Beberapa hari ini berita di media massa menunjukkan adanya perbedaan dalam kegiatan muktamar dua ormas tersebut. Jawa Pos misalkan menurunkan Headline "Muktamar NU Gaduh, Muhammadiyah Teduh." Dengan anggaran yang mumpuni mencapai 38 Milyar, penyelenggaraan Muhammadiyah kali ini berbasis profesionalitas, pengabdian, pemberdayaan ekonomi umat, dan berbasis teknologi. Sementara NU, sejak hari pertama, terjadi beberapa keributan kecil. Beberapa pengamat menyayangkan adanya intervensi politik PKB yang mengacaukan suasana Muktamar.

Ketika salah satu ormas menginisiasi pendirian lembaga penanganan becana, lembaga zakat, infaq dan sedekah, tak lama kemudian ormas yang satunya juga merasa butuh pada lembaga serupa. Lalu berkat persaingan yang sehat dan positif ini, umat merasakan manfaat dari keberadaan dua lembaga di dua ormas tersebut. Di saat salah satu ormas memiliki radio dan TV, maka ormas yang lain juga berusaha untuk mengimbangi dan ikut memberikan alternatif pilihan. Semua itu bertujuan demi terwujudnya masyarakat madani.

Kini, kebutuhan bangsa telah berubah. Zaman telah berganti dan tantangan semakin berat dan beragam. Maka kedua ormas ini perlu saling mempelopori dan berbagi ide-ide inovatif untuk membangun peradaban negeri dan bahkan dunia. Menunjukkan pada dunia bahwa wajah Islam yang semestinya adalah wajah Islam yang dinamis. Senantiasa bergerak dan berkonstribusi. Maka tak perlu untuk menutup-nutupi atau malu ketika salah satu ormas mengakui belajar dari ormas yang lain. Semua itu adalah alamiah dan wajar-wajar saja.

Maka kini perhatian ormas perlu lebih dipusatkan pada kebutuhan bangsa yang lebih kontemporer. Misalkan saja pendirian sekolah anti korupsi, melakukan judical review terhadap Undang-Undang yang merugikan rakyat, memunculkan jihad ekologis, dan beberapa item lainnya yang terasa penting bagi masa depan bangsa. Jika salah satu ormas telah memulai, semoga saja ormas yang lainnya bisa mengikuti dan memberi keseimbangan untuk berjuang bersama dengan semangat saling berfastabiqul khairat (berlomba dalam kebaikan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Keturunan Sebagai Upaya Perlindungan (Hifdzu Nasl)

Oleh: Immawan Muhammad Asro Al Aziz Keturunan ( nasl ) merupakan serangkaian karakteristik seseorang yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang dari orang tua melalui gen-gen. Keturunan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu. Perhatian Islam terhadap keturunan dapat dilihat dari sejarahnya yang membuktikan bahwa merupakan hal yang sangat penting dalam, sehingga terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang secara spesifik berbicara tentang penjagaan keturunan. Misalnya pada QS. al-Ahzab: 4-5 yang memberi tuntunan tentang proses pemberian nasab terhadap anak kandung dan anak angkat. Karena, perhatian terhadap keturunan juga berimplikasi terhadap hak pemberian nafkah, pewarisan harta, pengharaman nikah, dan lain-lain. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap keturunan untuk mengukuhkan aturan dalam keluarga yang bertujuan untuk mengayominya melalui perbaikan serta menjamin kehidupannya

Implementasi Strategi Inovasi Produk Perspektif Al-Qur'an

A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individual juga sebagai makhluk ekonomi. Banyak kebutuhan yang di perlukan oleh setiap manusia menjadikan ekonomi sebagai suatu ilmu untuk memenuhi keberlangsungan hidup seseorang. Hal bisa itu terjadi karena perubahan lingkungan yang fundamental merupakan daya dorong (driving forces) perubahan perekonomian dan bisnis. Perubahan dalam semua aspek kehidupan harus direspons sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemanfaatan bisnis. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan perusahaan beroperasi di tingkat lokal, regional dan global, tanpa harus membangun system bisnis di tempat perusahaan tersebut beroperasi. Proses informasi dan komunikasi memperluas kemungkinan operasi jaringan perusahaan.  Disebutkan bahwa Koperasi di Jawa Tengah mengalami perkembangan jumlah koperasi aktif 22.674 (81,37%), tetapi tidak disertai dengan berkurangnya jumlah koperasi tidak aktif di Jawa Tengah dengan jumlah 5.19

Strategi Dakwah Ala Rasulullah

Oleh: Immawati Afifatur Rasyidah Islam merupakan agama perdamaian yang dianugrahkan oleh Allah swt dan perlu dijaga eksistensinya. Sebagai kader umat dan pewaris tampuk pimpinan umat kelak, sejatinya dewasa ini para generasi muda dilatih agar dapat menghadapi tantangan dan menjaga agama Islam ini. Berbagai kontroversi terjadi, agama dimonsterisasi, ulama didiskriminalisasi, umat dicurigai, dakwah dianggap provokasi, bahkan kebaikan pun dianggap radikalisasi. Salah satu   maqashidu syariah dalam agama Islam ialah hifdzu al-din (menjaga agama). Penjagaan terhadap agama dapat diimplementasikan dengan berbagai hal, salah satunya adalah dengan dakwah. Penyebaran dakwah tentu tak terlepas dengan metode atau manhaj atau thariqah. At-Thariqat Ahammu Min Al-Maddah, metode itu jauh lebih penting daripada materi. Ia merupakan sebuah seni (estetika) dalam proses penyampaian dakwah. Secara leksikal, metode ialah the way of doing. Sebaik-baik kualitas materi yang disampaikan dalam pembelajaran