Oleh: Sirajudin Bariqi Konflik yang dialamatkan kepada isu-isu SARA seakan tidak ada habisnya, bahkan dapat dibilang terus bertambah. Padahal, manusia dengan potensi akal-budinya sudah semestinya mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam hal pemikiran. Sehingga, meskipun potensi konflik semakin meningkat, ia bisa menganalisis dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Sayangnya, kenyataan tidaklah demikian. Hampir setiap jengkal tanah yang menjadi pijakan manusia untuk menghidupi penghidupannya ini mempunyai potensi konflik. Sumbu penyulut api telah disiapkan. Hanya butuh pemicu, dan api permusuhan pun akan segera berkobar. Telah disepakati bahwa realitas kehidupan manusia bersifat plural. Manusia tidak diciptakan dalam satu cetakan yang sama. Mereka yang seagama, senegara bahkan sekeluarga tetap mempunyai perbedaaan; baik dari segi fisik, kebiasaan, pemikiran, dan lain-lain. Adalah sebuah kesalahan jika ada upaya penyamaan dan penyeragaman visi-misi manusia secara keselu...