Langsung ke konten utama

IMM Ushuluddin UIN Adakan Bakti Sosial Idul Adha

Gerakan filantropi tak boleh berhenti di tanah ibu pertiwi. Masih banyak energi dan solusi yang harus dibagi untuk membenahi Indonesia, hingga ke pelosok negeri. Tak harus menjadi pejabat publik atau tokoh masyarakat, berbagi dan iuran solusi bisa diwujudkan dengan aksi turun tangan bersama. Sekedar mengutuk situasi tak akan merubah apa-apa. Dalam rangka moment idul adha 1436 H, misalnya, tidak perlu mengutuk atau menyesali adanya daerah-daerah terpencil di Gunung Kidul yang tidak menerima jatah hewan qurban, walaupun hanya satu ekor kambing.

Sementara di sudut-sudut kota, justru terdapat banyak hewan qurban yang turah atau berlebih. Disinilah urgensi dibutuhkan orang-orang yang mau berbagi, menjadi relawan, menawarkan diri sebagai penyalur dan perantara antara pihak yang ingin menyumbang dengan warga yang sangat membutuhkan sumbangan. Hal ini menjadi latar belakang kegiatan Bakti Sosial IMM Ushuluddin yang bertempat di desa Bulaksalak, Wukirsari, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan rutin ini mengambil tema “Gerakan Nurani, Meneguhkan Filantropi, Menebar Solusi untuk Indonesia Mandiri.”

Kegiatan yang dilangsungkan selama dua hari (22-23/9) itu direspon dengan sangat antusias oleh semua pejabat desa dan warga Bulaksalak, Cangkringan. Sambutan baik ini misalkan disampaikan oleh bapak Maryanto, selaku takmir Masjid al-Hidayah, Bulaksalak. Menurutnya, kegiatan filantropi ini harus rutin dilaksanakan, “Kami sangat mengapresiasi anak-anak muda yang mau meluangkan waktu, tenaga, bahkan harta demi kebaikan bersama.” Ratusan Kepala Keluarga (KK) yang ada di empat dusun juga tumpah ruah dalam setiap rangkaian kegiatan yang diadakan.

Rangkaian agenda bakti sosial IMM Ushuluddin tahun ini di mulai dengan agenda ramah tamah dan nonton bareng Film Sang Pencerah dengan seluruh warga yang dipusatkan di masjid al-Hidayah, Selasa malam (22/9). Keesokan harinya (23/9), dilangsungkan solat ied berjamaah di lapangan PAUD Desa Bulaksalak. Solat yang dihadiri oleh seluruh umat muslim Bulaksalak ini menghadirkan khatib Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain, Ph.D. Guru besar UIN Sunan Kalijaga ini berkali-kali menggarisbawahi bahwa moment penyembelihan hewan qurban menjadi simbol bahwa manusia harus menyembelih ego-ego kebinatangan yang ada dalam dirinya. Sifat-sifat itu, jika tidak disembelih, ia akan terus bersemayam dan menjadikan derajat manusia hina dan jatuh di dasar peradaban.

Selepas pelaksanaan solat idul adha, segenap warga Bulaksalak, bahkan juga diikuti oleh beberapa minoritas non muslim, ikut serta menyembelih tiga sapi dan empat ekor kambing yang diperoleh dari para dermawan, baik dari internal maupun kalangan eksternal Bulaksalak. Sumbangan hewan ini di antaranya berasal dari swadaya warga desa, dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sleman, dari Pengurus Wilayah Persatuan Wanita Islam Daerah Istimewa Yogyakarta, dan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. Di sela-sela kegiatan penyembelihan, IMM Ushuluddin juga menyelenggarakan bazar sembako dan pakaian murah, yang diperuntukkan untuk kaum dhuafa dan warga kurang mampu. Sebagian hasil dari penjualan sembako murah, ikut disumbangkan untuk kas operasional masjid al-Hidayah Bulaksalak. (MRB/Uy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Keturunan Sebagai Upaya Perlindungan (Hifdzu Nasl)

Oleh: Immawan Muhammad Asro Al Aziz Keturunan ( nasl ) merupakan serangkaian karakteristik seseorang yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang dari orang tua melalui gen-gen. Keturunan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu. Perhatian Islam terhadap keturunan dapat dilihat dari sejarahnya yang membuktikan bahwa merupakan hal yang sangat penting dalam, sehingga terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang secara spesifik berbicara tentang penjagaan keturunan. Misalnya pada QS. al-Ahzab: 4-5 yang memberi tuntunan tentang proses pemberian nasab terhadap anak kandung dan anak angkat. Karena, perhatian terhadap keturunan juga berimplikasi terhadap hak pemberian nafkah, pewarisan harta, pengharaman nikah, dan lain-lain. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap keturunan untuk mengukuhkan aturan dalam keluarga yang bertujuan untuk mengayominya melalui perbaikan serta menjamin kehidupannya...

Lirik lagu Mars Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

I = G.2/4 Lagu : Mursjid Syair : M. Diponegoro Ayolah Ayo-ayo.... Derap derukan langkah Dan kibar geleparkan panji-panji Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sejarah Ummat Telah Menuntut Bukti Ingatlah Ingat-Ingat.... Niat tlah di ikrarkan Kitalah cendekiawan berpribadi Susila cakap taqwa kepada Tuhan Pewaris Tampuk Pimpinan ummat nanti Reff: Immawan dan Immawati Siswa teladan Putra harapan Penyambung Hidup generasi Ummat Islam seribu zaman Pendukung cita-cita luhur Negri indah adil dan makmur

Sekilas Makna Logo IMM*

oleh: Muhammad Ridha Basri Pertama , dalam logo IMM, terdapat lambang Muhammadiyah, yang terletak di bagian bawah dan tunas daun di atasnya. Kenapa lambang Muhammadiyah berada di bawah? Lambang itu membawa pesan bahwa Muhammadiyah sebagai landasan dan dasar bagi gerakan IMM. Landasan dan dasar untuk memulai (tajdid) Muhammadiyah. Dikuatkan dengan posisi tunas daun, yang berarti sebagai pelanjut dan penerus bagi persyarikatan. Dari sini, kader IMM dapat dimaknai sebagai orang-orang terpilih yang disiapkan untuk meneruskan gerak dinamis bagi Muhammadiyah. IMM sebagai the theology of hope , sebagai harapan bagi persyarikatan, bangsa, umat, dan peradaban. Kenapa gerak dinamisasi dan tajdid dipasrahkan pada punggung ikatan? Hal ini dikarenakan IMM merupakan satu-satunya ortom yang merefkelsikan diri secara langsung sebagai kaum akademisi. Kata mahasiswa menunjukkan aktivitas IMM di lingkungan kampus. Tugas sebagai akademisi tidak lain adalah mereproduksi pengetahuan, mereproduksi pe...