Langsung ke konten utama

Postingan

Menduduk diskusikan Falsafah Jawa “Urip iku urup” dengan spirit sosial Muhammadiyah

Postingan terbaru

Etos dan Spirit Sosial Muhammadiyah

  Etos dan Spirit Sosial Muhammadiyah Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “etos” adalah   pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial, sedangkan “spirit” adalah semangat atau jiwa. [1] Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, dikenal dengan semangat pembaruan dan pengabdiannya kepada masyarakat. Etos sosial Muhammadiyah tercermin dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan ( schooling ), kesehatan ( healing ), dan kesejahteraan sosial ( feeding ). Dalam pandangan Muhammadiyah, setiap individu memiliki tanggung jawab sosial untuk berperan aktif dalam memperbaiki kondisi masyarakat, khususnya kaum mustadh'afiin . Salah satu alasan KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dikarenakan beliau memandang perlu adanya gerakan pelayanan sosial yang dilandaskan oleh agama. Realitas sosial yang terjadi kala itu menjadi renungan hati yang dalam dan akal suci dengan berpijak kepada Al Qur'an, serta pemikir

Ikhtiar Merefleksi Diri

 Mengutip kata seorang Panglima Besar TNI, yakni Jenderal Sudirman “Sungguh berat menjadi kader Muhammadiyah. Ragu dan bimbang lebih baik pulang”. Saat ini kita dapat melihat tulisan yang mirip dengan apa kata Sudirman ada di sebagian tempat pelatihan para tentara untuk menjadi pasukan khusus nantinya. Sudirman memang bukanlah kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah karena memang pada masa hidupnya IMM belum lahir. Beliau merupakan kader Hizbhul Wathan yang juga organisasi otonom Muhammadiyah. Agaknya benar apa yang dikatakan Sudirman saat itu, menjadi kader muhammadiyah sangatlah berat.  Terlebih lagi bagi mereka yang memang sejak awal terlahir untuk mengabdi di persyarakitan. Amanah yang besar dititipkan kepada mereka untuk menjaga arah dan kestabilan organisasi demi mewujudkan cita-cita dan tujuan muhammadiyah yang begitu mulia tidaklah mudah, begitu juga dalam ber- IMM.  Sebagaimana tertulis dalam mars IMM yang sering kita lantunkan sebelum memulai kegiatan organisasi. “Ingatlah!! Inga

PERKATAAN KASAR ATAU KOTOR : PENYAKIT MAHASISWA DI RUANG DOMESTIK DAN PUBLIK

  PERKATAAN KASAR ATAU KOTOR : PENYAKIT MAHASISWA DI RUANG DOMESTIK DAN PUBLIK   Perkataan kasar atau kotor merupakan kata-kata yang tidak baik, tidak patut, tidak sopan, j orok, caci -maki, tidak senonoh atau ungkapan bahasa yang secara sosial bersifat ofensif atau menyerang , menghina, menistakan, atau merendahkan orang la in maupun kelompok. Di Indonesia bentuk dari perkataan ini bermacam-macam, ada yang seri binatang, alat kelamin, kebodohan, psikologi, atau seri umum. Kata - kata kotor/kasar digunakan untuk mencaci-maki, mengata-ngatai, menjelek-jelekkan, memberikan hujatan, dan lain sebagainya. Sebagian besar mahasiswa menganggap bahwa perkataan kasar atau kotor merupakan hal yang lazim dan tidak terlalu menjadi permasalahan dalam pergaulan internal maupun dimasyarakat karena mayoritas mahasiswa sering melakukannya dan mengaanggap itu hanya candaan biasa . Namun sebagian mahasiswa lain menganggap hal ini bukanlah suatu candaan belaka, melainkan ada maksud da